Sabtu, 19 Mei 2012

kau pelangi

Indah bening matamu
Lembut tatap pandangmu
Pesona pancarkan dari jiwamu

Anggun gerak tubuhmu
Merekah indah bibirmu
Mengusik gejolak hasrat hatiku

Berlari kau kudekati
Menjauh kau simpan sunyi
Menggoda pancarkan satu kharisma

Biarkan rasa bersemi
Bisikan kata imagi
Kau beri satu irama terjadi

#Pelangi...di seberang rencana aku berdiri
Pelangi...rengkuh aku di relung hati
Pelangi...sentuh aku tinggalkan mimpi
Pelangi...buang gelisah jangan lepaskan aku
Oh pelangi

Disini aku berdiri menatap luas nikmat imagi
Aku terpana...lalu terdiam...terbang tinggi
Di atas awan putih

sebuah apa yah ?? ku tak tau bagai mana mengungkapkannya kepada mu,, ya kamu.. kamu... hemmm,, mungkin ku sudah jatuh cinta untuk kedua kalinya .... pada saat pertama ku tak tahu menahu apalah artinyaa. tapi di saat separti ini ... begitu... bingung jelasinnya... untuk  mu yang selalu ku sayangi

Rabu, 21 Maret 2012

Mengenal IC Timer 555


IC timer 555 atau sering disebut dengan IC 555 adalah salah satu IC yang sangat populer. Populer disini karena banyak sekali kegunaan dari IC ini, dan banyak orang tertarik menggunakannya dengan berbagai fungsi yang ada didalamnya. Bagi penggemar elektronika pastinya sudah banyak tau dan tidak asing lagi dengan IC yang satu ini. IC ini pertama kali diperkenalkan oleh signetics corporation sebagai SE555/NE555 dan disebut “The IC Time Machine” yang merupakan mesin timer pertama dan dikomersialkan. Sampai saat ini, sudah berpuluh-puluh tahun, IC ini masih tetap populer walaupun sudah banyak variasinya. Ada yang membuat versi CMOS nya, contohnya dari Motorola MC1455 yang cukup populer juga karena sering digunakan. Seperti yang kita ketahui bahwa rangkaian dengan transistor berteknologi CMOS sangat sedikit dalam hal konsumsi daya, dengan kata lain tidak boros energy, selain itu CMOS juga lebih cepat dalam hal switching dari high ke low dan juga sebaliknya(responsenya cepat, secara logika rangkaian tidak ada time constant). Selain NE555, saat ini banyak dipasaran adalah dari National yaitu LM555. Adapun 556 yang merupakan versi dual dari 555. Kalau pada 555 terdapat 8-pin dalam packagenya, 556 tampil dengan 14-pin. Akan tetapi IC556 ini tidak mudah untuk didapatkan. Toko komponen elektronik berskala kecil biasanya tidak menyimpan stok IC yang satu ini.
Fungsi dari IC555 bisa bermacam-macam, karena dapat menghasilkan sinyal pendetak/sinyal kotak. Tergantung kreativitas saja untuk merangkainya, beberapa diantaranya adalah sebagai clock untuk jam digital, hiasan menggunakan lampu LED, menyalakan 7-segment dengan rangkaian astable, metronome dalam industry music, timer counter, atau dengan lebih dalam mengutak-atik lagi dapat memberikan PWM (pulse width modulation) yang mengatur frekuensi sinyal logika high untuk mengatur duty cycle yang diinginkan.
Skematik dari IC555 beserta deskripsi pin-nya sendiri bisa dilihat di datasheetnya, sebagai contoh adalah LM555 sebagai berikut,
Gambar-1
Gambar-2
Definisi dan fungsi masing-masing pin :
1. ground, adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative
2. trigger, input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan terendah kapasitor di 1/3 Vcc dan mengatur RS flip-flop
3. output, pin ini disambungkan ke beban yang akan diberi pulsa dari keluaran IC ini. IC555 bisa mengeluarkan arus 100mA pada outputnya bahkan 200mA pada LM555
4. reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin ini langsung dihubungkan ke Vcc agar tidak terjadi reset latch, yang akan langsung berpengaruh mengulang kerja IC555 dari keadaan low state
5. control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi input negative upper comparator (komparator A). pin ini bisa dibiarkan digantung, tetapi untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan kapasitor berorde sekitar 10nF ke pin ground
6. threshold, pin ini terhubung ke input positif upper comparator (komparator A) yang akan me-reset RS flip-flop ketika tegangan pada kapasitor mulai melebihi 2/3 Vcc
7. discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor Q1 yang emitternya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node yang sesuai ke ground pada timing tertentu
8. vcc, pin ini untuk menerima supply DC voltage (most positive) yang diberikan. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5 –15V(maksimum). supply arusnya dapat dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10 -15mA.
Ada dua macam rangkaian dasar yang banyak digunakan untuk mengaplikasikan IC timer ini, yaitu rangkaian monostable dan rangkaian astable.
Rangkaian Monostable
Rangkaian ini hanya memerlukan sedikit rangkaian tambahan untuk dapat mengoperasikannya, yaitu sebuah resistor (RA) dan sebuah kapasitor (C1) serta kapasitor (C2) untuk menyetabilkan tegangan referensi pada upper comparator (komparator-A). IC ini memanfaatkan rangkaian tambahan tersebut untuk men-charge dan men-discharge kapasitor C1 melalui resistor RA. fungsi rangkaian ini adalah untuk menghasilkan pulsa tunggal pada pin-3 dengan waktu tertentu jika pin-2 diberi trigger /dipicu. Pada keadaan awal, output ICnya berlogika ‘0’. Dapat dilihat pada gambar-2 bahwa terdapat rangkaian pembagi tegangan untuk input referensi komparator-A dan komparator-B. Seperti yang kita ketahui prinsip kerja komparator yaitu jika Vd (beda potensial input inverting dan input non-invertingnya) bernilai positif, maka komparator akan mengeluarkan output berlogika ‘1’. Jika diberi trigger dari logika ‘1’ ke logika ‘0’ pada pin-2, maka Vd pada komparator-B akan brnilai positif dan alhasil mengeluarkan output high. Output ini akan men-set RS flip-flop (memberi keluaran IC logika ‘1’) untuk beberapa saat, seiring dengan itu, transistor Q1 akan off (open)dan kapasitor C1 akan melakukan charging sampai tegangannya mencapai 2/3 Vcc sebelum akhirnya RS flip-flop akan di reset oleh komparator-A dan kapasitor C1 melakukan discharge melalui resistor R1 secara transient. Lamanya pulsa tunggal yang dihasilkan sekitar t = 1.1 RA C1
Gambar-3. Rangkaian Monostable
Rangkaian Astable
Rangkaian Astable agak berbeda dari rangkaian monostable. Rangkaian astable akan menghasilkan sinyal kotak yang terus berdetak dengan duty cycle tertentu selama catu tegangan tidak dilepaskan. Prinsip kerjanya, jika pada rangkaian monostable dipicu dengan tegangan berlogika high ke low (kurang dari 1/3 Vcc) pada pin-2, rangkaian astable ini dibuat untuk memicu dirinya sendiri. Rangkaian ini memanfaatkan osilasi tegangan pada kapasitor disekitar 1/3 Vcc sampai 2/3 Vcc. Komponen eksternal yang diperlukan adalah sebuah kapasitor (C1) dan dua buah resistor (RA dan RB). Adapun untuk kestabilan tegangan referensi komparator-A, digunakan sebuah kapasitor lagi (C2) pada pin-5 sebesar 10nF ke ground. Sedikit terkait dengan deskripsi pin yang telah dibahasi diatas, saat transistor Q1 ON maka resistansi menuju ground pada emitternya sangat kecil, sehingga ground seakan-akan tersambung diantara kedua resistor. Namun ketika transistor Q1 off, resistansi antara collector dan emitternya sangat besar dan sulit dilewati arus, seakan terjadi open circuit. Pada akhirnya output yang terjadi berupa sinyal kotak akan mendetak secara kontinu dengan frekuensi tertentu seiring dengan berosilasinya tegangan pada kapasitor di 1/3 Vcc sampai 2/3 Vcc. Osilasi yang dimaksud disini dapat dijelaskan yaitu, sesaat tegangan kapasitor melebihi 2/3 Vcc komparator-A mengeluarkan output high yang akan me-reset RS flip-flop dan tegangan pada kapasitor akan turun(discharging) secara transient. Sesaat tegangan pada kapasitor C1 berkurang dari 1/3 Vcc, output komparator-B akan berlogika high dan men-set RS flip-flop, selanjutnya tegangan kapasitor akan naik secara transient (charging) dan begitu seterusnya berosilasi menghasilkan pulsa. Jadi, saat berosilasi tegangan kapasitor tidak akan kurang dari 1/3 Vcc dan melebihi 2/3 Vcc.
Gambar-4. Rangkaian Astable
Gambar-5
Duty cycle yang merupakan persentase waktu sinyal output berlogika high dalam satu periode. Untuk memudahkan perhitungan, misalkan t1 adalah lamanya pulsa berlogika high dalam satu periode, sedangkan t2 adalah lamanya waktu berlogika low. Maka, secara matematis,
Persamaan umum orde-1 :
V’ = V. Exp (-t/RC)

t1 adalah waktu saat charging kapasitor melalui RA dan RB dengan V = 1/3 Vcc dan V’ = 2/3 Vcc
t1 = – (RA+RB)C . ln2      –> |t1|= (RA+RB)C . ln2
t2 adalah waktu saat discharging kapasitor melalui RB dengan V = 2/3 Vcc dan V’ = 1/3 Vcc
t2 = RB C . ( ln2 )
duty cycle dapat dihitung : (t1/T) x 100 % = (t1 / {t1+t2}) x 100 %
Penutup
Sedikit tambahan dari penulis bahwa hal diatas hanyalah teori diatas kertas semata. Pada pengaplikasiannya belum tentu hasilnya bisa 100% sesuai yang diharapkan. Berbagai trouble shooting akan muncul seiring makin kompleksnya rangkaian yang dibuat. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya adalah, adanya tegangan yang tidak stabil, tempratur IC yang diluar daerah optimal, kurang atau lebihnya supply arus yang diberikan, dll. Sebagai satu contoh kasus, penulis pernah mencoba mencatu tegangan IC555 dari power supply 10V DC kepada beberapa rangkaian LED agar menyala secara flip-flop, tetapi yang terjadi adalah LED-LED tersebut hanya menyala konstan, tidak secara flip-flop. Mungkin hal ini disebabkan oleh terlalu besarnya supply arus yang diberikan sehingga IC tidak bisa bekerja secara yang diinginkan. Sampai artikel ini ditulis, penulis masih mencari tahu penyebab pastinya.
Sekian dari penulis semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk pengenalan IC 555 pada banyak orang yang belum mengenalnya. mohon koreksi kalau2 ada kesalahan

sensor cahaya (LDR)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia. Ilmu pengetahuan dan teknologi ini dimanfaatkan dan dikembangkan oleh manusia untuk dapat membantu pekerjaan mereka sehingga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih mudah dan efesien. Oleh karena itu, setiap manusia terutama mahasiswa dituntut agar mampu beradaptasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Sebenarnya intansi pendidikan di Indonesia dan negara lainnya telah menerapkan perkembangan iptek tersebut, salah satunya seperti adanya pembelajaran mengenai rangkaian elektronika pada jurusan teknikal diberbagai intansi pendidikan.
Pratikum membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR dengan tujuan mendapat pembelajaran mandiri mengenai rangkaian elektronika dan memenuhi tugas pertama pratik rangkaian elektronika. Pratik ini akan tetap berguna untuk pratik-praktik selanjutnya.
Rangkaian sensor cahaya ini menggunakan aplikasi LDR sebagai sensornya. LDR bekerja saat keaadan gelap dan berhenti saat keadaan terang. Penggunaan berbagai macam sensor bias kita atur sesuai dengan keperluan. LDR pada rangkaian ini kan meneluarkan output lampu dan menggunakan powersupply CT.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengangkat judul “ Rangkaian Sensor Cahaya ”. Pratikum dan penulis mengharapkan dengan adanya alat ini bisa mempermudah pekerjaan manusia dengan memanfaatkan cahaya sebagai sensornya.
1.2 Permasalahan dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Permasalahan
Dalam praktik perancangan dan pembuatan rangkaian ini, pratikum mendapat tugas membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR. Dimana rangakaian tersebut harus dapat dipahami cara kerjanya oleh pratikum.
1.2.2 Pembatasan Masalah
Dalam praktik perancangan dan pembuatan rangkaian ini, pratikum mendapat tugas membuat rangkaian sensor cahaya menggunakan LDR. Dimana rangakaian tersebut harus dapat dipahami cara kerjanya oleh pratikum.
1.3 Tujuan Dan Manfaat
1.3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan rangkaian ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara kerja sensor cahaya LDR dalam sebuah rangkaian.
2. Agar bisa mengaplikasikan gambar rangkaian ke dalam bentuk layout di papan PCB dengan cara disablon.
3. Mempelajari cara pembuatan rangkaian sensor cahaya secara sederhana.
1.3.2 Manfaat
Manfaat penulisan laporan akhir ini adalah:
1. Mampu membuat rangkaian sensor dengan LDR sebagai sensornya.
2. Memahami sistem kerja rangkaian yang memakai sensor khususnya sensor cahaya yang dipraktikan penulis.
3. Membantu dan mempermudah kerja manusia dalam memanfaatkan cahaya sebagai sensornya.
1.4 Metode
1.4.1 Metode Literatur
Dalam penyusunan laporan ini, kelompok 5 mengumpulkan data dan referensi yang mendukung laporan ini dari berbagai sumber, baik dari perpustakaan maupun internet.
1.4.2 Metode Try and Error
Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk mempraktikan, mengecek, dan mengetahui berhasil atau tidak berhasil percobaan yang telah dibuat.
1.4.3 Metode Perencanaan dan Perancangan Rangkaian
Sebelum melakukan praktikum ini, kelompok 5 terlebih dahulu melakukan perencanaan, penyediaan, serta perlengkapan peralatan-peralatan dan komponen-komponen lain yang dibutuhkan dalam pembuatan rangkaian sensor ini, kemudian praktikum baru bisa merancang rangkaian baik di pad2pad maupun layout di papan pcb.
1.4.4 Metode Pengujian
Pengujian hasil rancangan rangkaian dilakukan setelah semua alat dirangkai di papan PCB yang telah ada layoutnya, setelah semuanya dirangkai dengan benar maka kelompok 5 melakukan pengujian hidup atau tidaknya alat yang dibuat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum
Semakin modern sebuah zaman maka semakin banyak manusia yang mengembangkan iptek untuk mempermudah pekerjaannya seperti membuat dan memakai rangkaian sensor baik cahaya maupun suhu yang telah dirancang tergantung dengan keinginan manusia itu sendiri sehingga dapat melakukan fungsi-fungsi kontrol. Dalam tugas pertama rangkaian elektronika, penulis melakukan pratikum rangkaian sensor cahaya memakai LDR sebagai sensornya serta komponen-komponen pendukungnya.
2.1.1 LDR
Komponen yang dapat menerima ini merupakan komponen yang peka cahaya yang dapat berupa LDR. Komponen ini akan berjalan apabila berada ditempat akan menjadi pulsa-pulsa sinyal listrik. Semakin kecil intesitas cahaya yang diterima maka sinyal pulsa listrik akan baik jika cahaya yang diterima intensitasnya besar maka LDR sinyal pulsa yang dihasilkan akan tidak ada. Oleh karena itu sinyal yang diterima intensitasnya sangat besar harus dikurangi. Fotoresistor atau Light Dependent Resistor (LDR) yang berubah resistansinya ketika dikenai cahaya.
2.1.2 Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan.
Tipe resistor yang umum adalah berbentuk tabung dengan dua kaki tembaga di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk gelang kode warna untuk memudahkan pemakai mengenali besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. Waktu penulis masuk pendaftaran kuliah elektro, ada satu test yang harus dipenuhi yaitu diharuskan tidak buta warna. Belakangan baru diketahui bahwa mahasiswa elektro wajib untuk bisa membaca warna gelang resistor (barangkali).
Warna Nilai faktor pengali Toleransi
Hitam 0 1
Coklat 1 10 1%
Merah 2 100 2%
Jingga 3 1.000
Kuning 4 10.000
Hijau 5 100.000
Biru 6 106
Violet 7 107
Abu-abu 8 108
Putih 9 109
Emas - 0.1 5%
Perak - 0.01 10%
Tanpa warna - - 20%
Tabel – 1 : nilai warna gelang
Resistansi dibaca dari warna gelang yang paling depan ke arah gelang toleransi berwarna coklat, merah, emas atau perak. Biasanya warna gelang toleransi ini berada pada badan resistor yang paling pojok atau juga dengan lebar yang lebih menonjol, sedangkan warna gelang yang pertama agak sedikit ke dalam. Dengan demikian pemakai sudah langsung mengetahui berapa toleransi dari resistor tersebut. Kalau anda telah bisa menentukan mana gelang yang pertama selanjutnya adalah membaca nilai resistansinya.
Jumlah gelang yang melingkar pada resistor umumnya sesuai dengan besar toleransinya. Biasanya resistor dengan toleransi 5%, 10% atau 20% memiliki 3 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Tetapi resistor dengan toleransi 1% atau 2% (toleransi kecil) memiliki 4 gelang (tidak termasuk gelang toleransi). Gelang pertama dan seterusnya berturut-turut menunjukkan besar nilai satuan, dan gelang terakhir adalah faktor pengalinya.
Misalnya resistor dengan gelang kuning, violet, merah dan emas. Gelang berwarna emas adalah gelang toleransi. Dengan demikian urutan warna gelang resitor ini adalah, gelang pertama berwarna kuning, gelang kedua berwana violet dan gelang ke tiga berwarna merah. Gelang ke empat tentu saja yang berwarna emas dan ini adalah gelang toleransi. Dari tabel-1 diketahui jika gelang toleransi berwarna emas, berarti resitor ini memiliki toleransi 5%. Nilai resistansisnya dihitung sesuai dengan urutan warnanya. Pertama yang dilakukan adalah menentukan nilai satuan dari resistor ini. Karena resitor ini resistor 5% (yang biasanya memiliki tiga gelang selain gelang toleransi), maka nilai satuannya ditentukan oleh gelang pertama dan gelang kedua. Masih dari tabel-1 diketahui gelang kuning nilainya = 4 dan gelang violet nilainya = 7. Jadi gelang pertama dan kedua atau kuning dan violet berurutan, nilai satuannya adalah 47. Gelang ketiga adalah faktor pengali, dan jika warna gelangnya merah berarti faktor pengalinya adalah 100. Sehingga dengan ini diketahui nilai resistansi resistor tersebut adalah nilai satuan x faktor pengali atau 47 x 100 = 4.7K Ohm dan toleransinya adalah 5%.
2.1.3 Transistor
Pada tulisan tentang semikonduktor telah dijelaskan bagaimana sambungan NPN maupun PNP menjadi sebuah transistor. Telah disinggung juga sedikit tentang arus bias yang memungkinkan elektron dan hole berdifusi antara kolektor dan emitor menerjang lapisan base yang tipis itu. Sebagai rangkuman, prinsip kerja transistor adalah arus bias base-emiter yang kecil mengatur besar arus kolektor-emiter. Bagian penting berikutnya adalah bagaimana caranya memberi arus bias yang tepat sehingga transistor dapat bekerja optimal.
2.1.4 Potensiometer
Potensiometer merupakan resistor variable yang sering dipakai sebagai penbagi tegangan.Potensiometer terbuat dari suatu lapisan karbon tipis.Potensiometer yang digunakan pada rangkaian kelompok 5 adalah jenis potensiometer putar yang ditunjukan pada gambar diatas.
Potensiometer putar memiliki jalur karbon yang berbentuk melingkar,dimana wiper akan bergeser seiring dengan diputarnya tangkai (shaff) potensiometer.PAda umumnya ,jalur karbon pada potensimeter putarmemiliki kelengkungan sudut sebesar 270o.Pot-pot putar banyak digunakan aplikasi pengaturan volume suara pada perangkat-perangkat audiom dan juga mengontrol tingkat terang-gelap atau kecerahan atau brightness lampu,kecepatan putaran motor,dan berbagai penerapan lainnya.
2.5 Dioda
Dioda adalah komponen semiconductor yang paling sederhana, ia terdiri atas dua elektroda yaitu katoda dan anoda.
Ujung badan dioda biasanya diberi bertanda, berupa gelang atau berupa titik, yang menandakan letak katoda.
Dioda hanya bisa dialiri arus DC searah saja, pada arah sebaliknya arus DC tidak akan mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus AC ialah arus listrik dari PLN, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa arus DC.
Bila anoda diberi potensial positif dan katoda negatif, dikatakan dioda diberi forward bias dan bila sebaliknya, dikatakan dioda diberi reverse bias. Pada forward bias, perbedaan voltage antara katoda dan anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar voltage ini tergantung dari jenis diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan sebagainya.
Bila dioda diberi reverse bias (yang beda voltagenya tergantung dari tegangan catu) tegangan tersebut disebut tegangan terbalik. Tegangan terbalik ini tidak boleh melampaui harga tertentu, harga ini disebut breakdown voltage, misalnya dioda type 1N4001 sebasar 50V.
Dioda jenis germanium misalnya type 1N4148 atau 1N60 bila diberikan forward bias
dapat meneruskan getaran frekuensi radio dan bila forward bias dihilangkan, akan memblok getaran frekuensi radio tersebut. Adanya sifat ini, dioda jenis tersebut digunakan untuk switch.
BAB III
RANCANG BANGUN RANGKAIAN
Perancangan rangkaian merupakan tahapan paling penting dalam praktik kali ini. Perancangan ini meliputi spesifikasi komponen yang terdapat pada rangkaian beserta cara kerja rangkaian tersebut. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi . Tujuan dari perancangan untuk menghasilkan suatu alat yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.Karena banyaknya pembahasan pada alat ini dan telah disebutkan pada pembatasan masalah di bab I maka pada bab ini kelompok 5 hanya akan membahas secara khusus mengenai penggunaan komponen LDR Sebagai sensor dalam rangkaian ini.
3.1 Perancangan Elektronik
3.1.1 Gambar Rangkaian
Langkah awal dalam perancangan alat ini adalah membuat rangkaian sensornya atau bisa dicari di internet.
Penganalisaan, yaitu hubungan antara komponen-komponen dalam rangkaian tersebut.
3.1.2 Komponen dan Alat yang Digunakan
Dalam pembuatan setiap rangkaian elektronika, hal yang paling menentukan adalah kelengkapan suatu komponen. Selain kelengkapan komponen tata letak dari komponen pada rangkaian perlu juga diperhatikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tata letak komponen agar gamabar tidak saling tindih, mempelajari rangkaian dengan baik, mempelajari karakteristik komponen, dan menyusun semua komponen dangan teratur untuk memperoleh hasil yang maksimal.
3.1.2.1Komponen-komponen pada Rangkaian
Adapun komponen-komponen yang digunakan pada rangkaian sensor fotodioda berikut :
 LDR 1 buah
 Resistor 1K Ω 1 buah
 Kapasitor 2200 uF 1 buah
 Kapasitor 220 uF 1 buah
 Regulator 7806 1 buah
 Transistor 2N2222 1 buah
 Dioda N4001 1 buah
 Lampu 1 buah
 Relay 6V 1 buah
 Dioda bridge 1 buah
 Travo 1 Ampere 1 buah
3.1.3.1 Alat yang Digunakan
Selain komponen-komponen elektronika diatas, perlu juga disediakan peralatan-peralatan yang digunakan. Adapun dalam proses pengerjaannya, alat dan bahan yang harus disediakan adalah sebagai berikut :
 PCB
 Software pembuat layout (Pad2pad)
 Borlistrik
 Bubuk pelarut tembaga (Ferro Chloride FeCl3)
 Tempat melarut
 Amplas
 Solder
 Timah
 Tang Potong
 Tang Jepit
 Sedotan Timah
 Cutter
 Pinset
 Alat-alat sablon
o Setrikaan
o Lay out yang sudah di fotokopi xerok memakai kertas bolak-balik licin
o Spidol permanen untuk menerangi jalur apabila ada jalur yang kurang jelas
o Air
o Feri clourin(Fecl3)
3.2 Perancangan Konstruksi Mekanik
Perancangan konstruksi mekanik terdiri dari : perancangan layout di pad2pad, pembuatan jalur pada PCB atau sablon, pengeboran PCB, penempatan dan penyolderan komponen.
3.2.1 Tata Letak Komponen
Tata letak komponen harus dirancang terlebih dahulu agar komponen yang dipasang dapat tepat, tidak saling bertindihan jalur dan komponennya, dan rapi.
3.2.2 Perancangan Lay Out
Pada tahap ini jalur – jalur PCB dibuat di pad2pad dan di print pada kertas bening agar pada penyablonan ke PCB hasilnya bagus, rapi dan tidak terbalik kaki icnya. Jalur – jalur dibuat sesingkat mungkin dan harus dihindari pemakaian jumper terlalu banyak karena pemakaian jumper yang terlalu banyak akan menyebabkan rangkaian menjadi rumit dan resiko kesalahan dalam menghubungkan rangkaian akan banyak.
3.2.3 Pembuatan dan Pencetakan PCB
Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut:
Proses pembuatan dan pencetakan layout PCB sebagai berikut:
1. Pertama kita membuat sket atau pola layout rangkaian yang kita inginkan menggunakan software pembuat layout. Kelompok 5 memakai Pad2pad dalam pembuatannya.
2. Kemudian layout yang kita buat dan telah kita print pada kertas. Kemudian layout kita fotokopi xerok pada kertas bolak-balik licin. Lalu, layout yang difotolopi tadi diletakkan di atas papan PCB kemudian digosok dengan waktu yang lumayan lama agar hasilnya bagus.
3. Hasil gosokan tadi ditaruh ke dalam air biasa, lalu lepaskan perlahan kertas dari papan PCB.
4. Berikutnya yaitu merendam PCB yang telah ada layoutnya ke dalam larutan yang telah bercampur antara air dan bubuk pelarut tembaga (ferro chloride) hingga semua tembaga pada PCB hilang dan tersisa hanya layout yang telah dibuat.
5. PCB yang telah direndam kemudian dibilas dengan air bersih lalu dikeringkan. Setelah kering kemudian diamplas untuk membuang tinta sablon yang menempel pada tembaga.
6. Kemudian papan PCB di lubangi menggunakan bor listrik untuk memasukkan kaki-kaki komponen.
7. Terakhir, papan PCB diamplas lalu kita baru dapat memasang komponen pada PCB kemudian komponen kita solder dengan timah 60-40 sebagai perekat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tugas pertama pratikum rangkaian elektronika ini hanya terdiri dari perangkat keras (Hardware) yang terdiri dari rangkaian power supply CT dan rangkaian sensor LDR.
4.1 Hasil
Berdasarkan perancangan perangkat keras pada Bab III maka dihasilkan suatu alat berupa rangkaian sensor yang berbasis LDR.
4.2 Cara Kerja Rangkaian
Rangkaian ini menggunakan power supply yang outputnya ± 6 Vdc. Pada saat power supply dihidupkan maka arus yang ada akan mengalir pada rangkaian. Rangkaian ini menggunakan LDR sebagai sensornya maka rangkaian ini sangat berpengaruh pada cahaya. Pratikum mengatur rangkaian sedemikian rupa sehingga rangkaian ini akan bekerja pada keadaan cahaya gelap yang mengakibatkan rangkaian ON dimana tahanan LDR akan mengecil yang menyebabkan aktifnya berbagai komponen pada rangkaian sehingga lampu sebagai indikator akan menyala, sedangkan pada keadaan ada cahaya maka rangkaian dalam keadaan OFF atau tidak memberikan respon apapun karena LDR dalam keadaan ini memiliki tahanan besar sehingga arus tertahan oleh LDR dan tegangan keluaran menjadi 0,7 V sehingga lampu tidak hidup.
4.3.1 Pengujian
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua komponen bekerja dengan baik atau tidak rusak. Kemudian menguji rangkaian power supply terlebih dahulu, baru kemudian menguji rangkaian utama. Hal itu dikarenakan bila terjadi kesalahan maka kita dapat mengetahui bagian mana yang rusak tanpa harus menebak-nebak kesalahan yang ada. Pengujian kelompok 5 menggunakan trafo ct.
Perhitungan:
IB=V/R=6/10000=0,006
IC=(VCC-VCE)/RC=6-0,7=5,3
VCE=VCC=5,3
1 Tujuan Pengujian :
Adapun tujuan dari pengujian ini adalah :
1. Mengetahui kerja LDR dan relay yang digunakan dalam rangkaian.
2. Mempelajari prinsip kerja atau cara kerja rangkaian LDR.
3. Untuk membandingkan antara data-data yang telah dikumpulkan baik secara teori maupun dengan pratik.
2 Peralatan :
1. Rangkaian sensor cahaya LDR
2. Trafo
3. Multimeter
4. Jumper dan timah 60-40 seperlunya
3 Persiapan pengujian:
1. Siapkan rangkaian sensor LDR dan rangkaian power supplynya
2. Hubungkan rangkaian sensor dan lampu ke trafo
4.3.2 Hasil pengujian :
Setelah dilakukan pengukuran tegangan pada rangkaian catu daya dengan IC regulator 7809 yang berarti outputnya adalah 9 V. Ketika rangkaian pendeteksi cahaya dengan tegangan masukkan 9 V maka pada kondisi sensor tidak menerima cahaya maka tahanan pada LDR mengecil sehinngga arus mengalir dan lampu akan hidup
4.4 Analisa
4.4.1 Analisa Rangkaian Sensor LDR
Arus sumber 220V AC akan masuk ke dalam trafo. Di dalam trafo arus 220V AC tadi melalui lilitan sekunder akan menginduksi lilitan primer trafo sehingga akan menghasilkan tegangan AC 6V. Dari arus 6 AC tersebut masuk ke diode bridge untuk di searahkan arusnya menjadi 6V DC. Arus 6V DC kemudian masuk ke kapasitor yang berfungsi sebagai penampung arus sementara. Selanjutnya akan masuk ke regulator 7806, IC ini berfungsi sebagai penstabil tegangan sehingga tegangan yang keluar dari IC tersebut stabil atau tetap 6V. Kemudian diteruskan ke kapasitor 2200uf dan 220uf yang berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian-rangkaian yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya. Lalu arus menghidupkan relay lima kaki 6 v, ketika relay hidup, relaypun menghidupkan lampu.. arus juga menuju dioda, transistor lalu ke ground ke LDR. Sedangkan yang positif ke pontensio dan resistor kemudian ke LDR.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan membahas mengenai hasil dan kelemahan dari rangkaian alat yang telah dibuat. Setelah melakukan perencanaan, pembuatan, pengujian dan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan dan saran- saran sebagai berikut :
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa, data pengukuran, dan pembahasan dari seluruh rangkaian sensor dengan LDR maka dapat menyimpulkan beberapa hal diantaranya:
1. Tahanan LDR akan mengecil jika tidak terkena cahaya terang dan sebaliknya, tahanan LDR akan membesar jika terkena cahaya.
2. IC regulator merupakan IC yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan keluaran dari traffo.
3. Kapasitor merupakan komponen elektronika yang pada rangkaian ini berfungsi untuk menghindari terjadinya loncatan listrik pada rangkaian- rangkaian yang mengandung kumparan bila tiba-tiba diputuskan arusnya.
4. Rangkaian pendeteksi cahaya akan bekerja apabila sensor cahaya LDR tidak terkena cahaya atau ditempat gelap.
5.2 Saran
1. Saat membuat layout PCB sebaiknya kita teliti dalam menentukan jarak kaki-kaki komponenn dan jalur – jalur komponen. Hal ini bertujuan agar tata letak komponen pada PCB agar terlihat lebih rapi.
2. Sebelum memasang transistor sebaiknya kita memperhatikan kakinya karena jika terjadi kesalahan pada penentuan kaki transistor dapat membuat rangkaian tidak bekerja.
3. Gunakanlah solder dengan mata solder yang masih baru agar hasil solderan bagus.
4. Gunakanlah timah RH 60 – 40 sebagai perekat solderan.

SUMBER : http://backbonedyas.wordpress.com/2009/04/11/sensor-cahaya-ldr/

Minggu, 15 Mei 2011

cinta dan waktu


Alkisah disuatu pulau kecil tinggallah benda-benda abstrak seperti cinta, kesedihan, kekayaan, kebahagiaan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.

Suatu ketika datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan segera menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat segera menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tiodak dapat berenang dan tidak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai untuk mencari pertolongan. Sementara itu air semakin naik dan mulai membasahi kaki Cinta.

Tak lama kemudian Cinta melihat kekayaan sedsng mengayuh perahu. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak Cinta. “Aduh maaf Cinta, perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tidak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu diperahuku ini.”

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. Cinta sedih sekali namun kemudian dilihatnya kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan, tolong aku!”, teriak cinta. Namun Kegembiraan terlalu bergembira menemukan perahu sehingga ia tidak mendengar teriakan Cinta.

Air makin tinggi membasahi sampai ke pinggang dan cintapun mulai panik. Tak lama kemudian lewatlah Kecantikan.”Kecantikan , bawalah aku bersamamu”, teriak Cinta. “Wah Cinta, kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku ini”, sahut Kecantikan.

Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itulah lewat Kesedihan. “Oh Kesedihan bawalah aku bersamamu”, kata Cinta. “Maaf Cinta, aku sedang sedih, dan aku ingin sendirian saja…”, kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. Cinta sudah mulai putus asa, ia melihat air semakin naik dan akan segera menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah terdengar suara, “Cinta, mari segera naik perahuku”. Cinta menoleh ke suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat ia naik ke perahu itu tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itulah Cinta baru sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang telah menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan orang tua itu kapada penduduk tua di pulau, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua itu tadi?, dia adalah Waktu,” kata orang-orang tersebut. “Tapi kenapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalkupun enggan untuk menolongku”, tanya Cinta heran. “Sebab hanya waktulah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari cinta itu…”.

Rabu, 23 Maret 2011

Surat Cinta Seorang Ilmuwan


Archimedes dan Newton tak akan mengerti Medan magnet yang berinduksi di antara kita
 Einstein dan Edison tak sanggup merumuskan E=mc2 Ah tak sebanding dengan momen cintaku
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku Nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
 
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro…
Walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
 
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang tak terbatas

Energi mekanik cintaku tak terbendung oleh friksi Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~ Bahkan hukum kekekalan energi tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita

Lihat hukum cinta kita Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna Dengan inersia tak terhingga Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita

Salam
Ilmuwan

Surat Cinta Seorang Hacker


Seandainya hatimu adalah sebuah system, maka aku akan scan kamu untuk mengetahui port mana yang terbuka Sehingga tidak ada keraguan saat aku c:\> nc -l -o -v -e ke hatimu, tapi aku hanya berani ping di belakang anonymouse proxy, inikah rasanya jatuh cinta sehingga membuatku seperti pecundang atau aku memang pecundang sejati whatever!

Seandainya hatimu adalah sebuah system, ingin rasanya aku manfaatkan vulnerabilitiesmu, pake PHP injection Terus aku ls -la; find / -perm 777 -type d, sehingga aku tau kalo di hatimu ada folder yang bisa ditulisi atau adakah free space buat aku?.
 
apa aku harus pasang backdor “Remote Connect-Back Shell” jadi aku tinggal nunggu koneksi dari kamu saja, biar aku tidak merana seperti ini.
Seandainya hatimu adalah sebuah system, saat semua request-ku diterima aku akan nogkrong terus di bugtraq untuk mengetahui bug terbarumu maka aku akan patch n pacth terus, aku akan jaga service-mu jangan sampai crash n aku akan menjadi firewallmu aku akan pasang portsentry, dan menyeting error pagemu ” The page cannot be found Coz Has Been Owned by Someone get out!” aku janji gak bakalan ada macelinious program atau service yang hidden, karena aku sangat sayang dan mencintaimu.

Seandainya hatimu adalah sebuah system, jangan ada kata “You dont have permission to access it” untuk aku, kalau ga mau di ping flood Atau DDos Attack jangan ah….! kamu harus menjadi sang bidadari penyelamatku. Seandainya hatimu adalah sebuah system, …?
Tapi sayang hatimu bukanlah sebuah system, kamu adalah sang bidadari impianku, yang telah mengacaukan systemku!
 
Suatu saat nanti aku akan datang n mengatakan kalau di hatiku sudah terinfeksi virus yang Menghanyutkan, Ga ada anti virus yang dapat menangkalnya selain …kamu.

soccer

nyanyi yukk....


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Powered By Blogger